Halaman

Kamis, 31 Maret 2011

Crossdocking Apa dan Mengapa

Cross Docking adalah suatu tipikal pergudangan dimana produk dari berbagai macam supplier diterima di dalam satu fasilitas gudang yang kemudian digabungkan untuk tujuan pengiriman yang sama lalu diberangkatkan dengan waktu yang secepatnya tanpa harus disimpan di dalam gudang.
Nama gudang tipe ini adalah NON PUT AWAY DISTRIBUTION MODELS. beberapa tipe gudang ini antara lain :
1. Flow Through
2. Merge-in-transit
3. Plant direct shipping
4. DC bypass
Arti secara umum untuk gudang jenis ini adalah gudang transit karena dalam sistem ini hanya mengenal istilah "zero inventory" sehingga tidak ada penyimpanan barang. Gudang ini tidak memerlukan tempat yang luas dan hanya meletakkan barangnya diatas palet (tidak memerlukan rak)

Tujuannya adalah untuk meningkatkan kecepatan supply chaine dan mengurangi biaya tenaga kerja. Untuk terpenuhinya sitem Crossdocking mempunyai beberapa persyaratan yaitu :

1.Barang diterima = barang dikirimkan.

Jika seluruh barang yang diterima gudang merupakan barang yang akan dikirimkan, dengan kata lain, barang yang diorder adalah barang yang sedang diterima digoods receiving, maka ini adalah kondisi ideal untuk melakukan cross docking. Untuk mencapai kondisi ini diperlukan kerja sama yang erat antara bagian order barang, purchasing dan distributor/principal dalam menentukan jenis dan kuantiti barang yang dikirim. Bagian yang paling ‘direpotkan’ jika kondisi ini akan dicapai adalah si distributor/principal dalam menyiapkan barangnya. Bisa saja gudang mengatur untuk 1 truck penerimaan akan di cross dockingkan kepada 2 atau 3 tujuan dengan 2 atau 3 truck yang berbeda, syaratnya adalah barang disiapkan oleh distributor/principal dalam satuan yang sudah tepat sesuai satuan ordernya.

2.Tersedia lokasi yang memadai.

Lokasi ini digunakan untuk membongkar barang terlebih dahulu digudang. Barang yang akan dinaikan langsung ke truck keberangkatan ditinggalkan dan sisanya disimpan dilokasi rak. Dengan cara ini maka gudang setidaknya sudah menghemat ½ aktifitas picking yang tidak dilakukanya. Disamping itu juga perlu disiapkan luasan loading dock yang sesuai agar cross docking dapat cepat dilaksanakan.

3.Kuantitas jenis barang yang terbatas.

Cross docking akan semakin efektif jika jenis barang yang akan di cross dockingkan tidak terlalu banyak, tetapi dalam kuantitas yang banyak.

4.Jadual kedatangan truck sama dengan jadual keberangkatan.

Hal ini yang terkadang sulit diatur. Untuk mencapai kondisi ini –sekali lagi-- diperlukan kerja sama yang erat dengan konsumen dan distributor/principal. Pengaturan jadual yang sesuai antara kedatangan dan keberangkatan sangat mungkin jika outlet yang dikirimkan tidak terlalu banyak.

5.Jenis truck yang sepadan.

Bayangkan jika truck kedatangan mempergunakan tronton dengan kapasitas 20 ton, tetapi truck yang tersedia hanya 2 engkel fuso. Jelaslah mustahil melakukan cross docking dengan baik. Kesepadanan jenis truck merupakan syarat pemercepat dalam proses cross docking

6.Dokumentasi yang mantap.

Ini penting dikarenakan cross docking yang murni adalah pemindahan antar truck.
Pastikan bahwa dokumen keberangkatan mempunyai data kuantitas barang yang sama dengan barang yang datang, tetapi bertujuan berbeda.

Keuntungan Cross Docking

Tanpa perlu memperdebatkan, keuntungan cross docking secara umum dapat mencapai 50% lebih efisiensi dibandingkan pola distribusi secara tradisional. Keuntungan ini dihasilkan dengan tidak dilakukannya proses-proses normal daripada proses pergudangan.

Jika gudang sudah dapat melakukan cross docking dengan normal dan lancar, maka proses efisiensi dapat lebih ditingkatkan dengan melakukan proses pengiriman langsung ke konsumen (direct delivery). Tentunya untuk mencapai kondisi ini tantangan yang akan dihadapi akan lebih besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar