Halaman

Jumat, 28 Oktober 2011

Semangat Pegawai muda di pulau perbatasan

http://maps.google.co.id/maps?hl=id&tab=wl
Bertugas sebagai Pegawai di daerah perbatasan mempunyai daya tarik tersendiri bagi saya, itulah sebabnya sewaktu bocoran mengenai penempatan sudah kami dengar saya tidak berminat untuk melakukan lobi mengganti daerah penempatan. Bismillah saja berusaha mengikuti sistem.  

Tanggal 26 April 2008 tiba di Tanjung Uban, kota yang belum pernah saya kunjungi sebelumnya, tidak punya teman ataupun saudara.

Kota yang sepi , jauh sekali perbedaan nya dengan Jakarta yang ramai dan padat, macet dan banyak polusi. Nah itu juga enaknya di sini ( tanjung uban ) tidak padat, tidak macet dan udara nya masih segar.

Pertama kali yang saya lakukan setibanya di Tanjung Uban langsung menuju kantor untuk lapor diri, dari pelabuhan naek ojek kurang lebih 20 menit, dulu biayanya Rp.15 ribu.
Setiba di kantor suasana terlihat sepi ... sekitar jam 13.30 WIB, ah... langsung masuk aja biasa PNS istirahatnya agak lama saya fikir. Didalam ketemu dengan salah satu pegawai, terus tanya TU nya di mana, di sana pak ... tapi bapak mau ketemu TU ,,, iya ... TU nya belum datang pak lagi ke Pinang ,,, ngadap pak J aja , begitu sarannya , belakangan nama staf tersebut dedi ... oh ya terima kasih.

Setelah menghadap langsung menceritakan tentang penempatan saya sebagai CPNS baru di kantor ini. Ini SK nya dari pusat pak ... terus saya ngapain disini pak ... keluarga tak punya , teman tak punya juga , mau tinggal dimana saya pak ? rupanya ada fasilitas Mess jadi untuk sementara saya tinggal di mess yang tidak jauh dari kantor.

Karena belum punya seragam UPT saya masih pakai seragam pusat selama menunggu dapat jatah seragam baru, karena tahu seragam ada anggarannya sayapun tidak berniat untuk jahit sendiri.

Disini semua barang relatif lebih mahal contoh pisang belinya bukan sisiran tapi di timbang, beli timun, wortel, telur beli nya per satuan, buah mangga, apel harganya 2x lipat nya harga di Mall di jakarta, sementara tidak ada tunjangan kemahalan, tunjangan perbatasan atau tunjangan daerah. Tadinya saya berfikir disni ikan laut atau hasil laut itu harga nya murah ternyata tidak juga.

Namun di balik mahalnya barang makanan , kami disini mendapat kan rumah dinas yang masih satu komplek dengan kantor jadi kekantor cukup jalan kaki saja. Pekerjaan pun tidak terlalu banyak jadi  agak santai yang penting pagi jam 08.00 apel pagi dan jam 16.00 apel sore di tengah nya ada yang minum kopi di kedai, ada yang ngobrol, ada yang kerja, ada juga yang sibuk belajar nulis heh he he .

Hari ini tanggal 28 Oktober 2011 ( bertepatan dengan hari sumpah pemuda ) berarti sudah hampir 4 tahun kami disini, mungkin sudah saat nya untuk kembali ke Jakarta untum mencharge kembali pengetahuan dan berbagi pengalaman setelah mengabdi di daerah perbatasan, untuk di gantikan dengan PNS PNS yang baru sebagai bekal pengalaman kelak sebagai pemimpin. 

2 komentar: