Halaman

Selasa, 15 Maret 2011

Menerapkan Inovasi

Inovasi adalah sebuah ide, gagasan, praktik atau objek yang disadari dan diterima sebagai hal yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk di gunakan. Secara sederhana kita bisa artikan adalah penemuan sesuatu yang benar benar baru ( belum pernah ada ) atau memperbaiki sesuatu yang sudah ada sehingga menjadi lebih baik. Inovasi tidak hanya pada produk saja, tetapi juga pada jasa dan organisasi. Contoh Program Keluarga Berencana( KB ) dimana inovasi yang ditawarkan adalah sebuah ide atau program kegiatan, bukan produk. Contoh lain lagi tabung gaz 3 kg untuk masyarakat kurang mampu dan pedesaan, Internet, Handphone dll. karena pada prnsipnya

Karena pada prinsipnya
setelah di inovasi maka sesuatu itu harus lebih baik dari sebelumnya, bisa jadi lebih cepat, lebih mudah, lebih murah dll. 


Nah pertanyaannya sekarang adalah seberapa cepat inovasi itu bisa diterima ?

Jawabannya adalah tergantung dari persepsi individu terhadap inovasi tersebut atau dengan kata lain dengan mengenal karakterisitik innovasi secara baik dan mendalam maka adopsi inovasi akan semakin cepat. 
Karakterisitik innovasi menurut Rogers, Everet M. (2003), “Difusion of Innovation”, (New York: the Free Press) meliputi 5 hal yaitu :

1. Keuntungan Relatif


Relative advantages didefinisikan oleh Rogers (2003) sebagai, “the degree to which an innovation is perceived as being better than the idea it supersedes”. atau kalau kita terjemahkan adalah derajat dimana suatu inovasi dianggap lebih baik dibandingkan dengan ide serupa yang pernah ada. Untuk hal ini, kita dapat mempertanyakan beberapa hal sebagai seperti

apakah inovasi lebih baik dibandingkan yang ada sekarang ?
apakah orang-orang menganggap inovasi tsb lebih baik ?


2. Kompatibilitas


Kompatibilitas adalah derajat dimana suatu inovasi konsisten dengan nilai yang berlaku, pengalaman sebelumnya dan kebutuhan sekarang dari anggota sistem sosial. Pertanyaan kita adalah seperti apakah inovasi cocok dengan pengalaman masa lalu dan kebutuhan sekarang ? atau 

apakah cocok dengan nilai-nilai yang dianut, atau harus merubah tatanan nilai yang ada ?

3. Kompleksitas


Complexity adalah, “ the degree to which an innovation is perceived as relatively difficult to understand and use ”. dalam bahasa kitee diterjemahkan sebagai derajat dimana suatu inovasi dianggap relatif sulit dipahami dan digunakan.


4. Kemampuan Dicobakan


Trialibility adalah, “ the degree to which an innovation may be experimented with on a limited basis ” atau derajat dimana suatu inovasi dapat dicobakan secara terbatas. Kita dapat mempertanyakan beberapa hal ini untuk melihat kemungkinan kecepatan adopsinya, seperti: Apakah dapat dicoba terlebih dahulu ? Apakah harus komitmen dulu baru mencoba ?


5. Kemampuan dapat diamati


Observability is the degree to which the results of an innovation are visible to others. dalam Bahasa Indonesia diartikan sebagai derajat dimana hasil suatu inovasi dapat dilihat atau ditunjukkan kepada orang lain. Pertanyaan yang dapat kita lontarkan adalah: Apakah manfaat yang dirasakan dapat dilihat dengan mudah oleh orang lain ? Apakah perbedaan sbg hasil dari adopsi inovasi oleh seseorang atau sekelompok orang dapat dilihat dengan cepat dan mudah oleh orang lain ?


Jadi kesimpulannya adalah inovasi tidak melulu pada desain produk akan tetapi bisa mencakup banyak hal tentang ide-ide perubahan, hanya mungkin yang membedakan adalah skalanya, bisa jadi ide itu sudah ada di belahan bumi lain, tapi kalau itu belum pernah ada di tempat kita, maka itu dinamakan I N O V A S I.

2 komentar:

  1. inovasi,terkadang beda tipis dngn diferensiasi dan desain ulang :)

    BalasHapus
  2. bener sekali mas, contoh motor bebek ( H.... ) keluaran tahun 2009 sama keluaran tahun 2010, hanya beda striving nya aja, mesin, rangka, material, sistem kerja nya sama, menurut teman saya itu juga bukan inovasi namanya, itu hanya variasi.

    BalasHapus